Fenomena Moto GP dan Pawang Hujan Di Sirkuit Mandalika

Rara Si Pawang Hujan Mandalika


Oleh sebab itu, kehadiran Pawang Hujan, oke sudah.


Saya bukan penggemar balap motor di jalan aspal. Dulu waktu SMA pernah sekali nonton balapan resmi. Sirkuitnya adalah area Tugu BI sampai perempatan PKP Mujahidin Sintang. Jalan umum yang disulap selama kurang lebih 3 hari jadi arena balapan. Sirkuit yang gak asik, mutar tugu BI trus gas aja lurus sepanjang depan Kantor Depag, belok di parapatan PKP Mujahidin, ngebut lagi di jalan yang sama menuju Tugu BI, mutar lagi sampai finis di garis yang sudah ditentukan. Posisi saya pas dekat belokan perempatan Mujahidin. Jadi kayak cuma liat mereka rebutan nikung 180 derajat lalu tancap gas di jalan lurus. Seolah adu laju motor modifikasi saja. Adu skilnya minim.

Jadi malas nonton balapan aspal. Saya lebih suka liat yg balap di jalan lumpur. Gokil dan mengena pada keseharian. Tinggal mengagumi motor dan pakaian balapnya. Kalo sirkuitnya sudah serasa jalan yang sehari-hari ditempuh. Makanya saya hadir waktu di Jerora 1 ada balapan motor cross. Walau begitu saya sekali kali nonton Moto GP juga, ikut tren. Valentino Rossi, Marco Melandri, Marquezz, Lorenzo tau lah klo mereka pembalap kelas dunia.

Tapi sejak ada Sirkuit Mandalika saya ikut eforia orang ramai juga. Senang perhelatan kelas dunia bisa diadakan di Indonesia. Bercita-cita juga suatu saat duduk di tribun Mandalika nonton Moto GP. Masa ia orang di ujung dunia lain, di Madagaskar sana misalnya stand by depan TV demi nonton balapan di Mandalika. Kita yg dekat di sini justru sibuk mencari-cari salah dan kurangnya gawai tersebut demi memuaskan kegusaran sama pemerintah. Susah sekali kita bahagia.

Hebohnya lagi, cuma di Indonesia ada pawang hujan di balapan Moto GP. Kehadirannya jadi menambah semarak. Membuat balap perdana moto GP di Indonesia semakin unik dan spesial. Kehadiran pawang juga tidak mengganggu acara, muncul saat para pembalap dan penonton bosan menunggu hujan reda. Pawang hujan menjadi selingan yang memberi warna dan kesan tersendiri.
Soal hujan ada atau tanpa pawang kemungkinan ia akan berhenti atau lanjut sesuai intensitasnya. Terpenting adalah sebuah pesan akan Indonesia dan kekayaan budayanya telah tersiar seantero dunia. Si Mbak Perayu Hujan juga mendunia dalam sehari.

Ini bagi saya sungguh hebat.!
Justru yang lucu bila penyelenggara memanggil pemuka agama untuk berdoa di lintasan sirkuit. Lalu si pemuka mengajak semua penonton dan pembalap berdoa sesuai agama dan kepercayaannya. "Kepada yg beragam nganu ijinkan saya yang memimpin"

Bagaimana kalau selepas berdoa hujan makin lebat??
Oleh sebab itu, kehadiran Pawang Hujan, oke sudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebelum kamu pergi

Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol share untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru. Terima Kasih.!