Setelah jeda panjang sejak season 2, Alice in Borderland Season 3 kembali dengan banyak harapan dan ekspektasi. Bagi penggemar seri ini, season terakhir ini terasa sebagai babak penentuan: apakah franchise ini akan menutup dengan memuaskan atau meninggalkan banyak penyesalan? Dalam review ini, saya akan mengeksplor kelebihan, kekurangan, dan kesan menyeluruh dari season ketiga — sekaligus menjawab: apakah layak ditonton?
Sinopsis (Tanpa Spoiler Berat)
Di awal musim 3, Arisu dan Usagi hidup “normal” setelah keluar dari dunia Borderland. Mereka sudah menikah dan tampak merelakan masa lalu mereka. Namun, ketika Usagi mengalami insiden di dunia nyata dan tenggelam dalam misteri mimpi, Arisu terpaksa masuk kembali ke Borderland. Kali ini, tantangan baru datang dalam bentuk game Joker yang rumit dan berbahaya. Musim ini berjumlah 6 episode — lebih sedikit dibanding musim sebelumnya — dan menyajikan konflik yang lebih personal antara cinta, pengorbanan, dan makna kehidupan.
Kekuatan Season 3
1. Peningkatan Skala Game dan Ketegangan
Game-game di season 3 terasa lebih kompleks dan intens. Bukan sekadar teka-teki logika atau fisik, tetapi campuran elemen psikologis dan konsekuensi nyata. Banyak kritikus memuji bagaimana season ini tetap menjaga tensi yang tinggi.
2. Fokus pada Arisu & Usagi sebagai Inti Emosional
Dibanding membagi ruang terlalu banyak ke karakter sampingan, season ini lebih ke “duet inti” antara Arisu dan Usagi. Keterikatan emosional mereka menjadi pondasi cerita saat banyak karakter lain hadir dan pergi dengan cepat.
3. Visual & Produksi Tetap Memukai
Secara visual, sinematografi, efek visual, dan atmosfer pengambilan gambar masih menjadi nilai jual utama seri ini. Meskipun dengan keterbatasan jumlah episode, produksi tetap profesional. Banyak review memuji bagaimana adegan-adegan tenang atau momen intens berhasil ditangkap dengan baik.
4. Penjelasan Tema “Joker” & Batas Antara Hidup-Mati
Season ini berani mengeksplor konsep baru — seperti apa sebenarnya “Joker” dalam dunia Borderland — serta menghadapkan karakter pada pilihan sulit antara tetap hidup di dunia nyata atau menyerah ke dunia lain.
Kelemahan / Kritik yang Muncul
1. Terasa Terburu-buru & Kurangnya Ruang bagi Karakter
Beberapa review menyebut bahwa dengan hanya 6 episode, banyak arcs karakter terasa dipaksakan atau kurang dalam. Karakter baru sering muncul dengan latar belakang minim, lalu cepat mati, sehingga sulit menjalin ikatan emosional yang kuat.
2. Kelemahan di Konflik & Menjelaskan Dunia Borderland
Karena mencoba menjelaskan banyak misteri dalam waktu singkat, bagian akhir banyak dianggap “terlalu ambisius” dan kadang menciptakan plot yang terasa tidak konsisten atau melebar.
3. Perbandingan dengan Musim Sebelumnya
Beberapa pengamat menilai bahwa musim ini tidak setajam musim 1 atau 2 dalam hal kejutan atau kekuatan cerita. Ada rasa bahwa “tuntutan final” membuat seri ini kehilangan sebagian misteri yang dulu membuatnya unggul.
4. Pengaruh “Squid Game” dan Tuduhan Komersialisasi
Tidak sedikit komentar menyebut bahwa Alice in Borderland mulai merasa seperti terinspirasi (atau mengikuti jejak) Squid Game dalam beberapa elemen ekstrem, terutama di akhir musim. Beberapa netizen bahkan menyebut season ini sebagai “cash grab” atau upaya untuk memperluas franchise semata.
Analisis Ending: Apakah Memuaskan?
Ending season 3 memang membawa penutup bagi kisah Arisu dan Usagi — mereka berhasil keluar, dan “Joker” sebagai konsep hidup-mati dijelaskan secara konsep.
Namun, untuk sebagian penonton, ending tersebut terasa agak membingungkan atau kurang “keras” dalam memberikan rasa klimaks yang pantas setelah babak panjang. Ada momen-momen dramatis yang terasa dipadatkan, dan beberapa konflik besar terasa terlalu lekas diselesaikan.
Secara keseluruhan, jika kamu mengharapkan jawaban semua misteri dan konflik tertutup rapi — mungkin rasa puasnya akan bervariasi tergantung seberapa besar toleransimu terhadap penyederhanaan cerita.
👉TOTON ALICE IN BORDERLAN S-3 👈
Alice in Borderland Season 3 adalah musim penutup yang penuh ambisi: ia mencoba menggabungkan intensitas game, konflik emosional, dan pengembangan dunia baru. Dalam banyak hal, ia berhasil — terutama dalam menyuguhkan momen-momen tegang dan memperkuat hubungan Arisu-Usagi sebagai inti cerita.
Tapi di sisi lain, keterbatasan episode dan tuntutan final membuat beberapa elemen cerita terasa tergesa-gesa. Bagi penggemar berat yang mencari penutup epik dan mulus, mungkin ada beberapa bagian yang terasa kurang maksimal. Namun bagi penikmat genre survival dengan bumbu psikologis dan misteri, season ini tetap layak ditonton.
Posting Komentar
Sebelum kamu pergi
Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol share untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru. Terima Kasih.!