Novel : Pernikahan Luar Biasa - Tris Rahmawati

 




PERNIKAHAN LUAR BIASA

Penulis : Tris Rahmawati

Bab.1 Pernikahan Mendadak

Assalamualaikum, selamat datang di story pertama saya di Juni 2020, Ini sudah Terbit cetak versi rapi dan lebih dapat feelnya beberapa juga tambahan pada bab-bab yang butuh penjelasan.

Jika berminat bisa beli shoppe atau chat wa/dm instagram @trisrahmawati.

Cerita tentang Nadilla & Dimas mungkin sedikit menguras hati.

.

NADILLA

DIMAS MALLIW H

Prolog

Siapa yang akan menyangka kehadirannya ke sebuah pesta pernikahan mewah atasan di Kantor nya, malah berubah menjadi pesta Pernikahan nya sendiri.

Ya malam itu seorang laki-laki berwajah blasteran yang tidak begitu telihat jelas wajah nya berlari menabrak Nadilla dan langsung menggenggam tangannya.

Nadilla melebarkan matanya.

"Anda siapa? kenapa Anda menarik saya? Anda terlalu lancang lepas kan tangan saya!"

Nadilla terus berusaha melepaskan tangannya yang terasa sakit oleh genggaman pria asing itu.

Tapi genggaman tangan pria itu semakin di perkuat kuat, Nadilla pun semakin kesulitan untuk melepaskan nya

Nadilla menjadi sangat ketakutan mengadah kan kepala nya ke atas tampak seorang lelaki tampan berwajah blasteran, gagah memakai sebuah Tuxedo pernikahan berdiri di hadapan nya.

Manik pria itu membulat menatap lekat-lekat ke wajah Nadilla."Tolong bantu saya nona, saya akan memberikan apapun yang anda inginkan setelah ini selesai." ujarnya memohon.

Nadilla tak bergeming menatap tangannya yang di pegangi pria itu, dia tidak mampu mencerna apa maksud yang di katakan pria ini.

"Apa, maksud anda saya tidak mengerti!"

Tiba-tiba pria itu pun mendekat kan wajahnya, menatap sengit wajah Nadilla seketika.

"Tunggu!" Nada suaranya mendadak berubah menjadi lebih tinggi seketika dia melayangkan jari nya ke wajah Nadilla.

"Kau datang ke pesta ini, pasti kau adalah karyawan di kantor ku bukan? lihat aku, lihat! Aku adalah atasan mu, aku rasa aku tidak perlu mengemis meminta kepada mu, ikuti aku anggap lah ini bagian tugas dan perintah dari atasan mu!"

Sejujurnya pria itu hanya mengancam dan asal bicara saja, dia juga tidak tau bahwa Nadilla karyawan nya atau bukan.

Tapi kenyataannya adalah ternyata memang benar Nadilla adalah karyawan di perusahan Real Estate Milik Hadiwinata Corporation itu, yang tidak lain pria itu adalah pimpinan nya,

Hanya saja beda departement dan beda gedung karena itu Nadilla tidak pernah bertemu dengan pria yang mengaku atasan nya itu.

Mendengar ucapan itu seketika Nadilla terkesiap mematung dengan segala kebingunan di kepalanya.

"Apa ni sebenarnya !" bathin Nadilla.

Seakaan tidak punya hati dan tidak memperdulikan kebingunan wanita di hadapan nya, tiba-tiba pria bertubuh kekar yang mengaku atasan nya itu mendekati wajah nya sedekat mungkin.

Cup hmmmmmmmp.

Pria itu melesatkan bibirnya ke milik Nadilla, Nadilla pun mendorong kuat tubuh pria itu.

"Anda sudah tidak waras tuan! Apa yang telah anda lakukan!" sarkas Nadilla terkesiap mendapatkan perlakuan Dimas.

Seketika Dimas menjarakkan tubuhnya.

"Diam lah! aku tidak ingin mendengar apapun penolakan mu, jika tidak aku terpaksa harus memecat mu saat ini juga!" Lelaki itu menatap tajam menusuk ke netra Nadilla.

Seketika Nadilla terbelalak. "Aku di pecat? tapi apa kesalahan ku?" dia terperangah semua hal yang mendadak sangat sulit di cerna olehnya.

Terlintas di kepala Nadilla dia yang sangat membutuhkan pekerjaan, selama ini dari sini lah dia menggantungkan hidupnya sejak orang tua nya meninggal, hidup sebatang kara sudah sangat sulit, apalagi jika di pecat akan bagaimana kehidupanya.

Sekarang tidak mudah mencari pekerjaan dan seperti yang orang tau bekerja diperusahaan Hadiwinta itu sebuah kebanggan untuk siapapun, lalu juga bagaimana Nasib kuliah S2 yang masih di jalaninya jika dia tidak bekerja lagi.

Dimas Malliw Hadiwinata iya itu namanya, dia tidak perduli kebingungan atau penolakan wanita itu, dengan langkah seribu dia menarik tangan Nadilla segera ke arah meja ijab Kabul yang sudah tersedia.

Seketika Tuan dan Nyonya Hadiwinata terkejut melihat anak laki-lakinya membawa wanita lain, bukan Felisha gunawan kekasihnya yang mereka sudah kenal itu

"Dimas apa ini semua? apa yg kau lakukan, Kemana Felisha??" Shock Tuan Hadiwinata sangat marah.

Tanpa berkata-kata Dimas segea memberikan Ponsel nya. "Buka lah pa—ma kalian akan mengetahuinya."

Tidak menunggu Tuan Hadiwinata dan Istri nya segera membuka ponsel yang di beri Dimas lalu memutar video itu.

Felisha : "Iya Mama, Setelah Felly menjadi nyonya muda di keluarga hadiwinata Felly akan memberikan sebagian harta yang Felly dapatkan untuk mu Mama, Felly juga berencana akan mengirim kan ke 2 orang tua yg sok berkuasa itu ke luar negri supaya tidak menggangu kebahagiaan Felly , atau jika tidak akan Felly racuni saja hingga mati, felly muak melihat ibu nya selalu menyuruhku menjadi wanita lembut dan pintar masak ini lah itu lah untuk anak nya"

betapa terkejut nya mereka mendengar rekaman percakapan Felisha ke pada Ibu nya di kamar pengantin yg mereka pesan di Hotel itu.

Seketika Nyonya Hadiwinata terduduk lemas Lutut nya terasa tak bertulang, dia tidak menyangka wanita yg bahkan sudah dia sayangi seperti anak nya sendiri tega berkata dan berniat buruk seperti itu.

"Mama-- " triak Dimas melihat pada Mamanya yang melemas terduduk tak berdaya dilantai.

"Dimas segera kau nikahi wanita yang bersama mu itu! Mama mengenal nya jangan hiraukan mama, Mama baik-baik saja, Nak!" Perintah Mama masih terus memegangi dadanya.

Tuan Hadiwinata pasrah mendengar ucapan istri nya dari pada kegagalan pernikahan akan membuat reputasi perusahan mereka menjadi buruk, dan menikah dengan orang yg salah akan membuat keluarga mereka hancur,

Akan lebih baik berkata bohong kepada tamu undangan, katakan telah terjadi Kesalahan pembuatan nama pada kertas undangan yang sudah tercetak dan tersebar.

"Sah! sah! sah!..." ucap semua orang dan saling berpandangan.

Air mata Nadilla keluar tak tertahankan , pernikahan yang tidak pernah terbayangkan bahkan hingga 1 jam sebelumnya, Nadilla semakin menangis tatkala mengingat Ayah dan ibu yang sudah pergi meninggalkan dia.

"Ibu aku menikah, ibu aku tidak mengerti dengan semua ini, Mengapa dunia mempermainkan ku dalam hitungan yang sangat cepat." lirih nya dalam hati

Sementara Alex dan Mike 2 sahabat Dimas Sedang mengunci Felisha dan Ibunya di Kamar Hotel.

"Receptionist kurang ajar! sedari tadi mereka tidak mengangkat telepon ku!!" Triak Felisha kesal sembari berjalan kesana kemari menghentakkan kaki nya.

"Felly, Mama fikir kita memang sengaja di Kunci" tuduh Mama Felisha berkacak pinggang.

"Apa maksud Mama? bagaimana bisa Mama Mengatakan itu, sialan bahkan Dimas juga tidak mengangkat telpon ku." Felisha menjadi kesal seketika menggengam ponsel nya, melemparkan nya kemudian.

Tak kalah bingungnya dengan Felisha, Mamanya pun sama ia tampak memijat-mijat pelan dahinya berjalan kesana dan kesini tak terarah.

"Harus nya kau sudah selesai mengucap janji pernikahan di samping Dimas saat ini!"

"Lalu kita haru bagaimana ma, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Felisha semakin berjalan tak terarah.

Sementara diluar Alex dan mike terus Berjaga-jaga, menunggu Ijab kabul selesai, tidak lama mereka pun di beritahu bahwa prosesi ijab kabul sudah selesai.

Akhirnya mereka pun memberikan tugas ke Security Hotel. "Bereskan mereka! buka pintu ini setelah acara di bawah benar-benar selesai!" Perintah Mike kemudian.

"Baik tuan!!" dua orang penjaga menjawab serentak.

Alex dan Mike turun ke bawah untuk menemui Dimas dan tertawa tak kalah melihat Dimas sudah menggandeng wanita cantik yang tertunduk menekukan wajahnya

Dimas menyadari kehadiran Mike dan Alex sahabat nya, "Sudah kalian aman kan dua wanita ular itu?" ujarnya mendekat.

"Sudah, kau berhutang pada aku dan Alex, kami sudah menyelamatkan hidup mu, kali ini!" ucap Mike bersedekap dada mentertawakan nasib buruk Dimas hari ini

Alex menatap erat wanita yang tertunduk di sebelah Dimas. "Siapa wanita itu?"

memandangi dari atas hingga ke bawah wanita dengan paras yang sangat cantik kulit bersih terawat.

Nadilla tertunduk ketakutan dengan satu tangan meremasi gaun sederhana yang ia gunakan, juga menahan kuat air mata nya untuk tak lolos di hadapan mereka

Dimas menyerngitkan dahinya seraya mengendik

"Entah lah, aku juga tidak tak pasti baru saja aku temukan 30 menit lalu."

Alex menyimpul cibiran, "Kau sudah tidak waras pacaran 2 tahun, tapi menikah semudah itu dengan wanita yang sama sekali tidak kau kenal ck!!" kelakar Alexander.

"Tapi kurasa Ibu ku mengenalnya."

Alex menepuk pundak Dimas lagi-lagi mentertawakan nya, "Ku harap dia bukan wanita ular seperti Felisha dan ibunya."

Dimas pun ikut tergelak menatap pada kedua sahabat nya, "Aku tidak perduli siapapun dia , bukan kan setelah ini dia tetap buka siapa-siapa bagi ku, aku juga kan meninggalkannya setelah acara ini mana mungkin aku hidup nersama orang yang bahkan sama sekali tidak ku kenal, bukan!"

Nyonya Hadiwinata datang seketika menolak Kepala Dimas kuat, setelah mendengar ucapan buruk anaknya itu.

"Apa kata mu? anak kurang ajar, bawa dia pulang, dia sudah kau nikahi, Jangan seenak kepala mu saja!" pekik Nyonya Hadiwinata memekak telinga anak yang di hadapan nya.

Dimas mengusap telinganya, Mama tidak bisa di lawan apapun keadaannya.

Di sisi lain Nadilla terlihat tertunduk dan terisak tanpa suara, sangat sakit di hati nya mendengar perkataan Dimas tadi.

Nyonya Hadiwinata melihat dia yang menangis kemudian berjalan ke arah Nadilla perlahan memeluk nya.

"Jangan menangis cantik, maafkan saya atas ucapan Dimas anak saya, saya yakin Dimas akan menyesali ucapannya nanti," ucap wanita itu lembut menenangkan Nadilla.

anyonya Hadiwinta mengenal Nadilla dia adalah staff marketing di perusahaan real estate milik anaknya itu, Nadilla pernah membantu Nyonya Hadiwinata membagikan donasi ke yayasan yang Nadilla sering datangi.

Hampir pukul 21 malam acara berangsur selesai, satu persatu tamu tampak meninggalkan tempat acara, begitu juga Tuan dan Nyonya Hadiwinata.

Di tempat lain, Dimas tampak menelpon asisten pribadi nya."Frans bawa wanita yang sudah ku nikahi tadi Pulang!"

"Ke rumah Nyonya?"

"Jangan! bawa saja dia ke Appartement ku"

"Baik Boss!"

Dimas sengaja membawa Nadilla ke Appartement miliknya, hal yang tak mungkin membawa nya ke rumah Mama bisa jadi masalah besar di sana, pasti Nyonya Hadiwinata Mama nya bisa memarahi nya sepanjang hari atas atas apapun perlakuannya nanti di rumah.

Mike berjalan ke arah Dimas setelah melihat sahabat nya itu terlihat kebingungan.

"Ada apa? apa yang akan kan kau lakukan akan kau bawa kemana wanita itu." tanya Mike.

Dimas meraup wajahnya membuang nafas nya susah payah, "Entah lah, mungkin aku akan membawanya ke Appartement ku dulu sebelum menceraikannya."

Mike menyeringai menaikan ujung bibirnya

"Kau memang tetap pria tidak punya hati, bagaimana bisa kau melakukan itu kepada seorang gadis yang tidak bersalah..." Mike menggeleng memukul kuat pundak sahabatnya itu.

Dimas tidak mengindahkan kan lagi, tidak ingin menggubris ucapan sahabatnya itu.

Malam sudah semakin larut, Dimas,Alex dan Mike melajukan mobil mereka meninggalakan hotel tempat perhelatan Dimas itu untuk menuju ke sebuah klub malam yang sangat terkenal di kota itu kemudian, semua berjalan seperti biasa seakan tidak ada hal apapun yang terjadi hari ini.

BAB. 2 : Sebuah Perjanjian

Post a Comment

Sebelum kamu pergi

Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol share untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru. Terima Kasih.!

Lebih baru Lebih lama