Si Kecil Albert : Eksperimen Paling Jahat Dalam Dunia Pisikologis

 

Eksperimen Si Kecil Albert


Tidak ada seorang pun yang menyebut Eksperimen Si Kecil Albert.

Eksperimen ini dilakukan terhadap bayi bernama Albert B. Ia berusia 9 bulan sewaktu John B. Watson, seorang psikolog ternama, memilihnya sebagai eksperimen.

Eksperimen ini diawali dengan warna putih dan suara pukulan palu. Watson telah memperlihatkan tikus putih, monyet, topeng, dan lain sebagainya kepada si anak kecil. Awalnya ia (Albert) tidak menunjukkan rasa takut. Tapi kali ini, Watson memperlihatkan tikus putih lagi disertai dengan suara pukulan palu secara bersamaan. Mendengar suara tersebut, tentu saja si anak kecil ini mulai menangis.

Watson berulang-ulang memperlihatkan tikus putih dan suara pukulan palu selama 7 minggu (kepada Albert). Setelah kejadian ini, tiap kali si kecil melihat warna putih dengan suara apapun (tidak hanya suara pukulan palu), ia akan langsung menangis. Ini membuat si kecil takut dengan warna putih.

Watson mendemonstrasikan eksperimen ini untuk membuktikan kondisi klasikal pada manusia (misal: kita menyukai sebuah lagu yang berhubungan dengan kejadian baik yang terjadi di masa lampau dalam kehidupan kita).

Pada eksperimen ini, stimulus dan respon yang berbeda adalah sebagai berikut:Stimulus netral : Tikus putih
Stimulus yang tidak dikondisikan: Suara pukulan palu
Respon yang tidak dikondisikan: Ketakutan
Stimulus yang dikondisikan: Tikut putih
Respon yang dikondisikan: Ketakutan

Eksperimen Si Kecil Albert
Eksperimen Si Kecil Albert

Albert membuktikan kondisi klasikal pada manusia. Ia mulai menangis ketika melihat apapun yang berwarna putih. Pada ilmu kejiwaan sekarang ini, eksperimen ini dianggap sebagai salah satu eksperimen yang paling buruk/jahat.

John Watson tidak dapat menghilangkan ketakutan dari kepala si anak kecil ini. Albert pindah dari kota tersebut. Albert (menurut beberapa sumber) yang nama aslinya merupakan Douglas Merritte berakhir naas, ia meninggal pada tanggal 10 Mei 1925 diumur yang ke-6 diakibatkan oleh penyakit hedrosefalus (kondisi penumpukan cairan di dalam otak yang mengakibatkan meningkatnya tekanan pada otak bayi).

Eksperimen ini akan (selalu) diingat di sejarah ilmu kejiwaan. Banyak perdebatan yang telah dilakukan mengenai eksperimen ini dan menurut saya (penulis asli) eksperimen ini merupakan eksperimen yang tidak etis.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebelum kamu pergi

Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol share untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru. Terima Kasih.!