Pembantaian Mandor ; Bukti Kekejaman Penjajah Jepang di indonesia | Kalimantan Barat

Pembantaian Mandor



Mandor, adalah nama sebuah kecamatan yang terletak di kabupaten Landak, provinsi Kalimantan Barat. Tidak banyak yang mengenal tempat ini, namun ditempat itulah para prajurit Jepang telah mengukir kekejaman dan kekejian mereka.

Pada 22 Februari 1942, Kalimantan Barat jatuh kedalam genggaman Jepang setelah dilakukan serangan dari utara. Kota Pontianak, Singkawang dan beberapa kota lainnya seperti Balikpapan dan Banjarmasin berhasil diambil alih oleh Jepang. Kejatuhan pulau Kalimantan di susul dengan pulau Jawa. Pada 8 Maret 1942, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh menyatakan penyerahan kerajaan Belanda kepada Jepang.

Kebahagian sementara sempat menghiasi wajah orang Hindia Belanda. Jepang menawarkan janji manis kemerdekaan. Namun sayangnya semua janji itu hanya sekedar pemanis dibalik kekejaman Jepang. Perlakuan kekejaman yang terus dilakukan oleh Jepang, membuat warga Kalimantan Barat melakukan pemberontakan tetapi pemberontakan itu digagalkan oleh Jepang. Geram akan kejadian tersebut, Jepang menangkap semua orang yang terlibat dalam pemberontakan dan yang tidak terlibat seperti warga sipil dan tokoh agama.

Jepang juga menangkap beberapa tokoh penting yang terdapat di Kalimantan Barat. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Sultan Pontianak, Sultan Syarif Muhammad Al Qadri beserta seluruh anak laki-lakinya (kecuali Syarif Hamid dan Syarif Ibrahim Al Qadri) pada 24 Januari 1944. Mereka di tawan bersamaan dengan beberapa orang lainnya kemudian disiksa sebelum akhirnya di eksekusi.
Dari tahun 1943 hingga 1944, sekitar 21.000 lebih orang ditangkap dan dieksekusi oleh Jepang. Data tersebut masih simpang siur dikarenakan tidak ada dokumen resmi dari pihak Lokal maupun Jepang. Jepang sendiri mengaku kepada sekutu hanya mengeksekusi 1.000 orang. Tidak banyak yang mengetahui secara pasti kapan dan waktu mereka dieksekusi, sebanyak ± 21.000 orang yang ditangkap dan dieksekusi secara berkala. Tanggal 28 Juni 1994, dijadikan sebagai catatan bersejarah tentang pembantaian Mandor.

Begitu juga dengan tempat dimana mereka dieksekusi. Kebanyakan mereka disebar di berbagai tempat sekitaran kota Pontianak untuk dieksekusi. Berbagai cara tentara Jepang melakukan metode eksekusi, salah satunya dengan pemenggalan menggunakan katana atau ditusuk dengan bayonet. Tentara Australia berhasil menangkap beberapa pelaku yang bertangungjawab atas pembantaian keji tersebut. Dua tokoh militer Jepang yaitu Kapten Okajima Riki dan wakilnya Letnan Yamamoto Soichi dinyatakan bersalah.

Kota Mandor dipilih sebagai tempat mengenang peristiwa kekejian tersebut dikarenakan tempat tersebut ditemukan tumpukan ribuan kerangka manusia. Kemudian kerangka tersebut dimakamkan secara layak. Beberapa diantara kerangka dari tokoh terkenal diambil oleh pihak keluarga.
Pemerintah Kalimantan Barat mendirikan sebuah monumen untuk mengenang dan menghormati perjuangan mereka yang gugur dibantai oleh tentara Jepang. Setiap tanggal 28 Juni di Kalimantan Barat diberlakukan Hari Berkabung Daerah Kalimantan Barat.

Kejahatan perang akan dituntut. Penjahat perang akan dihukum. Dan tidak akan ada pembelaan untuk yang mengatakan, "Saya hanya mengikuti perintah." ~ George W. Bush.

Oleh : Irene Monica
Editor : Veronica Septiana
Referensi:
Usman, Syarifudin. Din, Isnawita. 2009. Peristiwa Mandor Berdarah. Media Pressindo.
Prabowo, Rikaz. 2018. "Menolak Lupa: Peristiwa Mandor 1944 Pembantaian Terbesar Di Indonesia."

Post a Comment

Sebelum kamu pergi

Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol share untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru. Terima Kasih.!

أحدث أقدم