Depresi Pada Anak, Siswa Lessku Yang Baru Kelas 6 SD Bersikap Aneh.


Penulis : Maya Lestari | Dikutip sesuai postingan asli.

Jadi seperti biasa, aku hari ini berangkat untuk ngajar less. Siswa yang aku pegang ini spesial karena dia sehari harinya memakai Bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Sejak umur 3 tahun, ia dibawa orang tuanya ke Australia guna kepentingan study magister makanya bahasa pertamanya (mother tongue) adalah English. Aku tahu siswa ini juga dari relasiku di kampus. Ibunya mencari seseorang yang aktif berbicara Bahasa Inggris untuk menemani anaknya belajar karena hendak menghadapi Ujian Sekolah.

Singkat cerita, aku bertemu dengan anak ini dan aku langsung tahu bahwa dia adalah siswa yang cerdas. Aku bahkan sempat kagum perihal dia yang lebih banyak tahu dibanding aku terkhusus dalam ilmu sains. Aku sempat menjadikannya role model dalam berilmu pengetahuan karena satu pembahasan yang menurutku ajaib dipikirkan oleh anak seusianya dimana aku baru terpikir hal tersebut diumur 23 tahun. Contoh dia pernah membahas antara SAINTEK dengan agama menurutnya tidak masalah berjalan berdampingan.

Ibunya pernah bilang kalau semasa sekolah anaknya tidak berlajan lancar. Ia kerap mendapati cerita kalau anaknya di bully karena dianggap berbeda oleh teman teman kelasnya tentu hanya karena berbicara bahasa Inggris.

Hari ini ditengah2 kegiatan belajar, hal mengejutkan terjadi, dia tiba-tiba bersikap aneh. Dia bernafas dengan sangat cepat sampai menimbulkan bunyi udara diiringi dada yang kembang kempis dengan tatapan tajam seperti marah juga frustasi. Puncaknya adalah saat dia mengacak acak rambutnya dan melakukan gerakan tangan seperti mencengkeram. Jujur disitu aku takut tapi untungnya dirumah tidak sendirian, ada ayahnya didalam rumah. Kebetulan kita belajarnya diruang tamu. Namun anehnya, ketika mendengar suara ayahnya yang sedang berkmunikasi dengan adiknya didalam sana, dia langsung mengatur sikapnya. Disitu aku ambil kesempatan untuk bertanya padanya perihal apa yang terjadi dan bilang akan mengkomunikasikan ini kepada ayahnya namun dia dengan posisi masih mengatur sikap menggelengkan kepalanya dengan keras.

Kegiatan hari itu akhirnya aku sudahi sampai disitu. Aku berpamitan pulang dan dia langsung masuk ke kamar. Namun sebelum aku pergi ayahnya keluar dan menyambutku, namun dia kebingungan karena tidak mendapati anaknya disana. Aku jelaskan bahwa memang sudah selesai jadi aku persilahkan dia untuk pergi terlebih dahulu. Namun ayahnya nampak tidak nyaman dan mencarinya, sedikit percakapan yang aku dengar namun disana ia bilang tentang basic manner dan menyuruh anaknya keluar untuk bersalaman dan mengantarku pergi. Aku masih bisa melihat dia mencoba jaga sikap namun tangannya masih gemetaran. Aku pulang membawa semua kebingungan ini.

Niatnya jika ada kesempatan aku akan mengkomunikasikan ini kepada orang tuanya. Namun sebelumnya adakah disini yang pernah menemui kejadian serupa? Kira kira apa yang terjadi pada anak lessku ya?

Update: tentang siswa lessku yang belum aku ceritakan diatas adalah, ia anak yang sangat baik. Biasanya ia senang berbagi cerita padaku, tentang teman teman onlinenya yang dari berbagai negara di Discord, tentang cerita fiksi yang ia tulis, dan tentang wawasan yang ia peroleh dari youtube.

Keluarganya juga terpandang untuk wilayah pedesaan. Neneknya seorang bidan, dan bundanya tenaga kesehatan, sangat baik dan ramah. Ayahnya juga terlihat sangat menjaga attitudenya.

Perihal pemicu, saat kejadian kita sedang mengerjakan latihan soal yang ada di buku SPM. Tiap sudah dikerjakan 10 soal kita akan berhenti untuk mengevaluasi bersama jawaban yang salah. 1–20 berjalan lancar. Namun saat akan lanjut ke 10 soal terakhir terjadilah hal diatas. Aku sudah menanyakan di setiap jeda apakah dia berkenan untuk mengerjakan soalnya dan memang terlihat sikapnya hari itu sedikit malas namun ia tetap mengerjakan.

Yang aku belum tahu, apakah keluarga sudah mengetahui ini atau belum. Jika sudah, artinya memang aku yang hanya kaget karena baru kali ini dia begitu.


Update

Aku udah ketemu bundanya dan si anak, dan aku sedihhhhh bangetttt denger cerita dari sisi si anak lessku:((((((((

Kalau dari bundanya, dia bilang memang akhir-akhir ini mas U (samaran nama anak) lagi banyak pressure dari sekolah mengenai tugas-tugas.

Tapi let me explain dari sudut pandang si anak:

Btw aku kalo inget lagi mau nangis rasanya. Sesuatu yang aku banggain dari dia, dan mungkin kebanyakan orang juga setuju, yaitu skill berbicara bahasa Inggris secara fasih yang dia miliki ternyata malah jadi penyebab depresinya.

Iya, dia mengaku punya anger issues sudah lama dan ayah ibunya sudah tahu. Beberapa tahun lalu dia bahkan pernah dibawa ke Psikolog untuk mini terapi katanya.

Ditengah tengah obrolan tadi sore, dia sampai bilang "I don't want to blame God, but why he chose me to be different? I don't want it, speak English while everyone speak Bahasa Indonesia, it puts me in a very difficult situation" intinya, dia mempertanyakan Allah kenapa dia berbeda, dia berbahasa Inggris ditengah-tengah semua orang berbahasa Indonesia. Jujur, aku nggak tau situasi sesulit apa yang udah dia lalui selama ini tapi melihat efek sampingnya, I know it is really hard for him for sure:((((

Kata kata yang masih aku inget juga "Imagine you were born and grow up in the USA but you speak Bahasa Indonesia, isn't it weird?"

Aku nggak nyangka perbedaan bahasa ini menimbulkan masalah yang sangat serius pada anak terlebih dia tumbuh dilingkungan pedesaan yang mana anak seusianya cenderung disrespectful dengan sesuatu yang mereka anggap berbeda.

Aku jadi inget dulu ibunya juga pernah bilang kalau mas U seneng diajar aku, "he is really happy to have you Miss" katanya dia seneng akhirnya ada yang paham dengan apa yang dia ceritakan. Aaaa mrebes mili aku.

What a poor little boy, I think all he need is an environment yang mendukung kelebihannya and a friend yang sebanding dengan kemampuannya.

Terakhir, aku tawarin untuk sesi belajarnya next time dibagi jadi 2, setengah untuk dia sharing apapun, setengah lagi buat belajar dan dia terlihat senang.

I wish the pain he feels today will be paid off with a succed story in the future. Aamiin.

Post a Comment

Sebelum kamu pergi

Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol share untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru. Terima Kasih.!

أحدث أقدم