Fakta Mengejutkan Ibu Yang Menggorok Anak Kandungnya, "Lihat sekelilingmu, wahai perempuan yang hidupmu jauh lebih beruntung."

Ibu Gorok Anak Kandung

Penulis : Mimi Hilzah

Dalam sebuah rekaman video, Kanti membuat pengakuan usai membunuh anaknya. Berbicara dari dalam sel penjara, dia mengaku ingin menyelamatkan anak-anaknya. Meski dengan cara yang salah, dia meyakini kematian anaknya adalah jalan terbaik.
Saya pengen disayang ibu.
Saya pengen disayang suami.
Saya ndak sanggup kalau suami nganggur lagi, saya ingin menyelamatkan anak-anak.
Biar nggak dibentak-bentak, biar nggak ngerasain hidup susah.
Mending mati aja, biar nggak sedih...
Ia hanya butuh didengarkan

Kanti sudah berusaha, walau usahanya di mata kita yang awam mungkin dinilai tidak cukup keras, kita yang tidak tahu bagaimana ia berusaha berjuang kuat sejak kecil, seburuk apa orang-orang pernah dan masih memperlakukannya hingga ia terpaksa mengambil jalan untuk membebaskan diri dan anak-anaknya yang menurut kita sangat keji. Trauma semacam apa yang menghantuinya? Rasa sakit serupa apa yang tidak sanggup ia sembuhkan sendiri? Beban seberat apa yang gagal ia tanggungkan seorang diri?
Lihat sekelilingmu, wahai perempuan-perempuan yang hidupmu jauh lebih beruntung.
Kalau kau diamanahi menjadi seorang ibu, perlakukan anak-anakmu dengan layak seperti kau ingin diperlakukan. Lembutkan hatimu, kuatkan bahumu, luaskan pengertianmu. Biar anak-anakmu selalu merasa aman di dekatmu, selalu yakin bahwa mereka tidak pernah kekurangan cinta dan kasih sayang sebab kau ada. Kelak jika mereka adalah lelaki, mereka akan belajar cara menjadi seorang suami dan ayah yang 'hadir', penuh kasih sayang dan bertanggung jawab. Kelak jika mereka adalah perempuan, mereka akan bercermin dari welas asih dan kelembutanmu, menjadi istri dan ibu yang akan merawat orang-orang yang disayanginya dengan sepenuh hati.


Kalau kau punya saudara perempuan, sering-seringlah hadir dan menanyakan keadaannya. Mana tahu kau adalah satu-satunya orang yang bisa memberinya dukungan, mana tahu kau satu-satunya orang yang mampu memahaminya. Mana tahu kau satu-satunya manusia yang mampu bersikap baik kepadanya dan membantunya membuat pilihan-pilihan yang baik dalam hidupnya.

Kau harus berjuang sehat, secara lahir maupun batin. Bercerai boleh jadi pilihan yang buruk, tapi jika itu bisa menyelamatkan nyawamu dan masa depan anak-anakmu, jangan tunggu sampai semuanya terlambat.

Andai seorang Kanti bisa memiliki banyak pilihan seperti yang kita miliki, kehidupan yang kita jalani dan support system yang membuatnya tidak terpuruk sendirian.

Sapaan hangat, pelukan, pengampunan, kasih sayang; hal-hal sederhana yang kerap menjadi begitu mahal untuk diperoleh seorang perempuan dalam hidupnya.
Kalau kau punya teman perempuan, mohon bersedia mendengar curhatnya alih-alih menghakimi apa yang terjadi di hidupnya dan di luar kuasanya, apalagi membandingkan hidupmu yang hebat dengan hidupnya yang payah. Berikan pelukan hangat untuk menguatkannya. Tolonglah ia jika kau mampu. Tidak sedarah tapi Tuhan menciptakan perempuan-perempuan yang lemah dan kuat untuk saling berbelas kasih dan saling membantu.

Kanti Utami Pilih Jalan Salah

Kalau kau seorang suami, ingatlah hal sederhana ini. Bahwa pernikahan semestinya diusahakan oleh dua orang, lahir maupun batin, fisik maupun psikis. Saling menolonglah, saling mengampuni dan mengerti. Bahwa perempuan dilahirkan dengan kemampuan yang luar biasa untuk mengerjakan banyak pekerjaan domestik, merawat anak-anak sekaligus bisa mencari nafkah, tapi tidak berarti ia boleh kau tinggalkan seorang diri menyelesaikan segala hal. Biar ia tampak begitu tangguh, sekali-sekali tanyakanlah keadaannya. Peluk lebih sering. Perlakukan sebaik kau memperlakukan ibumu sendiri. Bilang terima kasih atas semua hal yang coba dikerjakannya dg sebaik-baiknya usaha tidak akan meruntuhkan citramu sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga. Hadirlah selalu untuknya, bukan hanya di saat ia cantik, muda dan penuh energi, tapi terutama di saat ia merasa tidak lagi cantik, sering lelah dan merasa apa yang dilakukannya tidak cukup baik. Ia yang sekerasnya menyembunyikan kelemahannya demi tetap dicintai.

Kalau kau seorang anak, tengoklah ibumu perempuan yang mungkin sudah terlalu lelah berjuang dan sudah terlalu lama menanti anak-anak dan suaminya menyapanya dengan hangat dan memeluknya dengan erat. Ia yang sudah berusaha sekerasnya mendahulukan kepentingan semua orang dan rela berkorban semahal apapun harganya. Mohon sayangi ia seperti ia sudah memberikan seluruh hatinya demi melihat orang-orang yang disayanginya bahagia.

Dan jika kau seorang perempuan yang nyaris kehabisan daya dan napas untuk melanjutkan hidupmu, kau sudah begitu lelah bertarung hendak mengalahkan ketakutan-ketakutanmu sementara beban di pundakmu tidak kunjung berkurang, orang-orang yang kau percaya dan kau cintai justru seolah tidak peduli rasa sakit dan lelahmu, beranikanlah dirimu pergi dari situasimu.

*_*_*
-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebelum kamu pergi

Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol share untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru. Terima Kasih.!