Novel : Dokter Hebat di Desa Janda - Bro Brokoli

Pendahuluan

Di daerah pinggiran Putussibau, terdapat sebuah desa kecil yang mayoritass penghuninya adalah gadis cantik dan janda.
Sedangkan aku, adalah satu-satunya pria di desa ini. Aku yang secara kebetulan mendapatkan warisan dari dokter dewa, berubah menjadi dokter satu-satunya di desa, sejak itu aku dikelilingi berbagai macam wanita.

1 wanita tidak masalah, 2 juga tidak apa-apa, tapi kalau belasan hingga puluhan wanita....
Ya Tuhan, jangan rebutan lagi, ok? Tolong antri, satu per satu, ok?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bro Brokoli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri


Dokter Janda


Pertama Kalinya Mendapatkan Kemampuan Supranatural

Di kota terpencil Putussibau, matahari musim panas yang terik menyinari bumi.

Ivan menundukkan kepalanya dengan bosan dan bersandar di depan pintu klinik. Sambil memakan kuaci, dia melihat penduduk desa yang berlalu lalang.

Putussibau terletak di lembah pegunungan yang terpencil, populasinya sedikit, hanya ada ratusan keluarga di sini.

Pemuda di desa meninggal karena gua tambang di desa runtuh, sehingga menyebabkan sebagian wanita desa menjadi janda.

Ini adalah desa janda yang terkenal dari desa sekitar.

Seorang wanita muda melintas di depan matanya.

Wanita muda itu bernama Annie Wijaya, suaminya juga tewas tertimpa reruntuhan dalam musibah gua tambang itu, meninggalkan seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Meski tahun ini berusia lebih dari 30 tahun, tapi dia tidak terlihat berusia 30 tahun karena kulitnya yang kencang dan wajahnya yang menawan.

Annie telah memperhatikan tatapan panas dari Ivan, jadi dia membuang ludah padanya dan berkata: “Apa yang kamu lihat?”

Ivan tidak peduli, matanya terus menatap tubuh Annie yang menggoda orang.

“Tidak melihat apa-apa, apa Bibi Annie pergi menjemput anak?”

Annie mengabaikan Ivan, menolehkan kepalanya, lalu pergi dengan berlenggak-lenggok.

Ivan juga tidak peduli, dia terus melihat wanita desa yang berjalan di depan kliniknya.

Saat matahari terbenam, jumlah orang yang berjalan di depan klinik pelan-pelan berkurang. Ivan berdiri di pintu untuk mengecek sekilas, melihat tidak ada pemandangan yang indah lagi, dia kembali ke klinik.

Klinik kecil ini diberikan oleh ayah Ivan kepadanya sebelum meninggal. Klinik itu tidak besar, di bagian depan ada konter yang digunakan untuk mengobati pasien, lalu tempat tidur kecil di belakang digunakan untuk suntik dan infus, dan di tengahnya dipisahkan oleh rak obat yang setinggi dua meter.

Setelah duduk bersandar di konter, Ivan mengeluarkan satu buku cerita dari dalam laci dan membacanya dengan bosan. Ketika tidak ada pasien pada hari biasa, dia akan menghabiskan waktunya dengan membaca novel yang ada di laci.

Belum membaca beberapa halaman, pintu klinik didorong buka sehingga mengeluarkan suara krek.

Ivan menengadahkan kepala untuk melihat sumber suara, lalu melihat sosok ramping yang berdiri di depan pintu klinik, itu adalah Linda Lessy, istri Andy Sugiharto dan teman baik dari Suseno Ginting.

Linda sangat cantik, wajah ovalnya yang merah merona, kulit putihnya seperti giok, pinggangnya sangat ramping, tubuhnya juga sangat berbentuk. Penduduk desa setuju bahwa dia adalah bunga desa yang tercantik di beberapa desa terdekat. Ketika Andy menikahinya, ada banyak orang di desa yang cemburu, dan Ivan adalah salah satunya.

Sayangnya, Andy juga meninggal dalam bencana tambang.

Melihat orang yang datang adalah Linda, jadi ia lekas keluar dari konter, lalu mempersilakannya masuk ke dalam. Sambil memegang tangannya, Ivan bertanya dengan penuh perhatian: “Aih, Kakak ipar ya? Mari, mari, cepat masuk. Kenapa? Apa tidak enak badan?”

Ivan biasanya sangat menjaga Linda, sejak Andy meninggal tertimpa di dalam gua, meninggalkan istri dan anak yang menunggunya memberi makan. Ivan juga sering membantunya dalam hal keuangan.

“Em, itu… itu…,” Linda merasa malu karena tangannya dipegang oleh Ivan, jadi dengan pelan dia menarik tangannya, lalu menundukkan kepala dengan tidak nyaman dan wajah yang memerah karena malu.

Ivan melihat Linda tampak malu, mengira kalau hidupnya sedang kesulitan jadi ingin meminjam uang tapi malu untuk mengucapkannya, sehingga Ivan berkata serius: “Linda, katakan saja jika ada kesulitan, selama aku bisa membantumu, kamu tinggal bilang saja. Ketika Andy masih hidup, dia adalah saudaraku, sekarang dia telah tiada, jadi aku punya kewajiban untuk menjagamu dan putrimu dengan baik.”

Linda terharu oleh wajah serius Ivan, dia terdiam sejenak, baru berkata dengan suara lirih: “Kak Ivan, aku… aku tidak… tidak ada ASI lagi.”

Meskipun Linda telah mengatakannya, tapi suaranya sangat kecil, sehingga Ivan tidak dapat mendengarnya dengan jelas, dia langsung duduk di samping Linda, juga mendekatkan kepalanya ke mulutnya.

“Apa? Coba suaramu lebih keras sedikit, aku tidak bisa mendengar dengan jelas.”

Melihat Ivan di sebelahnya, lalu merasakan hawa panas dari tubuh pria itu, dalam hati Linda merasa kaget, juga tersipu sambil menggeser tubuhnya ke samping tanpa sadar, kemudian berkata dengan malu dan sedikit panik: “Itu… itu, dadaku… dadaku tiba-tiba tidak bisa mengeluarkan ASI!”

Linda lekas menundukkan kepala setelah selesai bicara, wajahnya memerah sampai ke bagian telinga.

Ivan akhirnya mengerti dan dia agak malu.

“Aih, tidak apa-apa, tidak perlu terburu-buru, aku akan memberimu pijatan untuk meningkatkan laktasi, nanti ASI-nya akan keluar.” Ivan membujuk Linda sambil menepuk tangannya.

Dia menariknya ke dalam ruangan, lalu membantunya berbaring di tempat tidur kecil, kemudian kembali ke ruang utama untuk mengunci pintu.

Linda merasa panik ketika mendengar suara pintu dikunci.

“Kak Ivan, mengapa kamu mengunci pintu?”

Ivan mencuci tangan, lalu mengelapnya dan berkata sambil tersenyum: “Kamu jangan berpikir yang tidak-tidak, aku mau melakukan pijatan laktasi, kalau dilihat oleh orang yang masuk, pasti akan berdampak buruk padamu.”

Linda juga berpikir seperti itu, tapi saat ini hanya ada dirinya dan Ivan di dalam ruangan, jadi dalam hatinya dia merasa panik, di waktu yang sama juga menantikannya.

Ivan tidak terlalu memedulikannya, dia hanya menggandeng Linda untuk berbaring. Kondisi Linda tidak parah, setelah memijat selama setengah jam, Ivan berdiri dan berkata pada Linda: “Besok kamu perlu datang lagi, setelah memijatmu sekali lagi, kamu akan baik-baik saja.”

Linda memakai baju dengan tersipu dan berkata dengan malu: “Terima kasih Kak Ivan, berapa harganya?”

“Kamu bicara apa, Andy adalah saudaraku, bagaimana bisa aku meminta uang dari istri saudaraku sendiri?” Ivan melambaikkan tangan dengan ekspresi serius dan memberi isyarat agar Linda jangan membahas masalah uang.

Linda melihat Ivan bersikeras tidak ingin menerima uang, jadi dia menundukkan kepala untuk mengucapkan terima kasih, lalu keluar dari klinik dengan melenggak lenggokkan pinggang rampingnya.

Malam hari, Ivan menutup pintu klinik, dia kembali ke belakang lalu mengambil seember air dari sumur ke kamar mandi sambil bersenadung dan bersiap mandi.

Kamar mandinya dibangun dengan batu bata. Ivan melepas bajunya, ketika ingin menggantung giok kuno yang dipakainya di gantungan baju, tiba-tiba dia tergelincir dan tidak bisa mengontrol keseimbangan tubuhnya, jadi dia terjatuh ke depan, kemudian tangan yang memegang giok juga tersentak ke lantai sehingga mengeluarkan suara plak. Giok itu pecah berkeping-keping.

“Giokku!”

Ivan berjongkok telanjang di kamar mandi, memegang giok yang sudah pecah, merasa sakit hati sampai hatinya seolah gemetar. Giok ini peninggalan dari nenek moyangnya, dia selalu menganggapnya sebagai harta pusaka keluarga. Ivan masih ingin meneruskannya ke generasi berikutnya, namun tidak disangka malah dipecahkan olehnya.

Saat Ivan memegangi gioknya dengan sedih, tiba-tiba dia merasa ada yang aneh. Dia merasa telapak tangannya sedikit dingin. Setelah dilihat secara teliti, baru menyadari pecahan giok itu mengeluarkan cairan yang masuk ke telapak tangannya!

Ketika Ivan tersadar kembali, cairan di dalam giok sudah masuk semua ke dalam tubuhnya, lalu giok itu berubah menjadi warna putih kemudian berubah menjadi bubuk.

Ivan melihat perubahan di tangannya dengan kaget, tiba-tiba dia merasa tubuhnya pelan-pelan berubah menjadi panas, ada banyak kenangan dan pengetahuan yang muncul di benaknya, lalu mulai masuk ke dalam otaknya, akhirnya muncul beberapa kata emas yang besar dan panas di dalam otaknya: BUKU RAMUAN

Ketika kata itu muncul di benaknya, Ivan akhirnya tidak tahan dengan pengetahuan yang banyak dan jatuh pingsan.

——————

Eisode 2 : Kepala Desa Yang Cantik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebelum kamu pergi

Kalau kamu suka dengan artikel ini, gunakan tombol-tombol share untuk membagikan artikel ini ke teman-teman kamu, dan daftarkan email kamu untuk mendapatkan update jika ada artikel baru. Terima Kasih.!